Sunday, March 20, 2011

The Art of Renaissance

Image

Desainer gaun pengantin Tina Andrean menghidupkan kembali mitologi Yunani Kuno antara Pygmalion dan Galatea, sang pematung yang jatuh cinta kepada patung buatannya sendiri.

Mengambil inspirasi dari karya-karya masterpiece Michaelangelo dan Leonardo da Vinci, istri pengusaha salon Johnny Andrean itu menghadirkan koleksi terbaru dalam tajuk ”The Art of Renaissance”.Kepada media, Tina mengatakan, koleksi terbaru tersebut merupakan interpretasinya akan perpindahan era klasik-antik ke modern.

”Inspirasinya sendiri datang dari lukisan dan sculpture yang kemudian saya tuangkan ke dalam gaun pengantin,”papar desainer berambut panjang tersebut. Didukung Rumah Mode Brutus untuk jas pria,Tina, yang kembali bekerja sama dengan Hotel Indonesia Kempinski,mengawali fashion show dengan ragam koleksi cocktail dan evening dress. Nuansa warnawarni nan cerah,mulai pink hingga turqouise disemarakkan detail gelepai,kerut,serut pita, dan bunga yang hadir dalam berbagai bentuk. Sesekali terlihat kristal sebagai detail, juga dengan bordir dan aplikasi tiga dimensi.Kendati cukup royal dalam penggunaan detail,Tina cukup jeli dengan mengambil siluet simpel sehingga menghasilkan nuansa gaun pesta nan cantik tetapi tetap sophisticated.

Berlanjut ke lukisan dari abad pertengahan yang menjadi inspirasi utama Tina Andrean. Di awal pertunjukan, terlihat seorang pelukis muda tengah mencari objek bagi lukisannya dan saat para model melangkah berbalut gaun pengantin dalam aneka siluet, kuasnya menggores kanvas, menciptakan lukisan nan anggun. Di sekuen berikutnya, terlihat pematung yang sibuk memahat dan menyelesaikan detail dari sebuah patung cantik yang berubah hidup di akhir pertunjukan. Bagaikan kisah Pygmalion dan patungnya, Galatea,yang hidup lewat sentuhan Venus. ”Lewat koleksi ini, saya ingin menyampaikan bahwa desainer pun seperti pelukis. Jika pelukis menghasilkan lukisan di atas kanvas, maka saya melukis menggunakan kain dan menghasilkan sebuah lukisan yang hidup,”tuturTina,seusai pertunjukan.

Tina menjelaskan detail bunga yang mendominasi koleksinya baik pada evening dress maupun gaun pengantin, disarikannya dari detail lukisan abad ke-14.”Lukisan pada waktu itu sangat dekoratif dan banyak mengambil unsur alam, termasuk bungabungaan,” papar Tina, yang membahasakan koleksinya dengan sebutan naturalmodern. ”Detail bunga tersebut tidak hanya membuat gaun terlihat cantik, juga feminin dan unik,” celoteh desainer yang menghadirkan total 36 koleksi tersebut. ”Intinya, saya ingin membawa kemegahan masa lalu dengan kesan ringan dan modern,” ujar Tina.Wanita yang telah menggeluti bisnis bridal selama 27 tahun itu membutuhkan waktu enam bulan untuk mempersiapkan seluruh koleksi terbarunya itu.

”Yang paling sulit adalah pengerjaan detail yang dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan,”tuturnya. Dari segi warna, Tina tidak menghadirkan banyak perubahan.Jika di koleksi cocktail, warna menjadi fokus utama,di koleksi gaun pengantin, putih dan ivory mendominasi, dengan warna champagne terselip di antaranya. ”Putih masih dominan dan selalu menjadi warna favorit, sementara ivory sendiri lebih sesuai dengan skin tone wanita Asia.

Champagne belum terlalu disukai,namun saya menjadikannya alternatif,” papar Tina, yang hari itu mengenakan little black dress dengan kalung mutiara sebagai hiasan. ● lesthia kertopati

No comments:

Post a Comment