Sunday, March 20, 2011

WikiLeaks

Satu-dua pekan terakhir ini, Indonesia digemparkan bocoran berita dari website WikiLeaks (”leak” artinya bocor) tentang kejelekankejelekan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan keluarganya (korupsi, menyalahgunakan kekuasaan untuk melindungi kroni-kroni politiknya, memperkaya diri, dan seterusnya).


Sebuah stasiun TV bahkan memuat editorial yang isinya memaparkan kejelekan SBY seakan- akan SBY tidak ada baiknya sedikit pun untuk menjadi manusia, apalagi menjadi Presiden RI. Seperti sudah saya duga,isu SBY koruptor ini langsung jadi pembahasan hangat di masyarakat. Sudjiwo Tedjo yang dalam Twitter-nya hampir tidak pernah bicara politik (spesialisasi dia: dalang, alam, dan kelamin) tiba-tiba bertanya apa isi WikiLeaks yang heboh itu? BlackBerry Messenger (BBM) group keluarga saya tiba-tiba sibuk berdiskusi tentang kejelekan SBY. Padahal BBM group keluarga yang populasinya cukup besar itu (generasi eyang, om-tante, keponakan, dan cucu) sangat bervariasi profesinya (dari profesional sampai profesor, dari PNS sampai ibu rumah tangga, termasuk pensiunan juga). Luar biasa betul efek Wiki- Leaksitu.

WalaupunDubes ASuntuk RI,Scott Marciel,sudah meminta maaf, tak ada pengaruhnya. Saya pribadi sebetulnya lumayan risau karena di tengah kapal NKRI yang sedang dilanda gelombang tsunami sosial-politik (yang mungkin lebih dahsyat dari tsunami Jepang), sang nakhoda kapal (SBY) mau dibuang ke laut begitu saja,tanpa dipikirkansiapayangakanmengendalikan kapal itu selanjutnya. Terlalu banyak yang ingin jadi nakhoda,berarti tidak ada sama sekali yang fit and proper untuk jadi nakhoda.

*** Reputasi WikiLeaks sendiri sebetulnya tidak jelek.Sebagian orang memang menyamakan WikiLeaks ini sebagai koran kuning, yaitu koran yang khusus bertujuan untuk menyebarkan isu-isu gosip,makin digosok makin sip! Tapi tidak juga,kok. Website yang diluncurkan pertama kali tahun 2006 itu pernah mengungkapkan data tentang perang Irak dan perang Afghanistan yang selama ini jadi rahasia negara AS sehingga mengguncangkan politik di AS dan berbagai isu lain yang terbukti akurat.Yang jelas website ini sudah mengantongi penghargaan dari berbagai media (TIME, NY City Daily News,The Economist) dan Amnesti Internasional. Jadi beda sekali dengan, misalnya, koran The Sun di Inggris yang sejak saya kuliah di sana tahun 1970-an sampai hari ini tetap saja eksis sebagai koran gunjingan (khususnya tentang keluarga kerajaan).

Atau berbagai tabloid di Jakarta yang terbit-tenggelam sesuai dengan selera masyarakat tentang polah selebritas-selebritas karbitan. Kekhasan koran-koran kuning adalah bahwa isinya tidak bisa dicek kebenarannya (istilah sekarang: tidak akuntabel), tetapi dipercaya oleh yang membacanya. Di sisi lain, definisi Wiki- Leaks itu sendiri sebagaimana saya kutip dari Wikipedia (”wiki”adalah websiteyang terbuka untuk diisi dan diedit oleh umum, ”pedia” dari ensiklopedia) berbunyi seperti ini, ”WikiLeaks is an international non-profit organization that publishes submissions of private, secret, and classified media from anonymous news sources and news leaks”(sengaja saya kutip dalam bahasa Inggris sesuai aslinya, agar tidak timbul fitnah, sekaligus buat berlatih bahasa Inggris buat yang memerlukan).

Dalam definisi tersebut, kata anonim (anonymous) berarti tanpa nama, tanpa menyebutkan sumbernya.Berarti kita tidak bisa tahu siapa yang bertanggung jawab tentang isi tulisan ini. Dalam ilmu komunikasi, bukan hanya apa (isi) pesan yang disampaikan,tetapi juga siapa yang menyampaikan pesan itu sangat diperlukan untuk mengetahui apakah pesan itu bisa dipercaya atau tidak. Pesan tentang jihad fisabilillah,misalnya,akan lebih dipercaya apabila yang menyampaikannya adalah veteran mujahidin dari Afghanistan ketimbang doktor dari UIN yang sehari-hari pekerjaannya hanya memberi kuliah, seminar, dan menulis buku.

Jadi, terlepas dari beritaberita yang diluncurkan Wiki- Leaks, yang sudah mendapat penghargaan itu,selama masih ada faktor anonim dalam definisi WikiLeaks,tetap terbuka peluang untuk terselipnya berita- berita gosip sekelas koran kuning di antara sekian banyak berita WikiLeaks yang sudah dan akan diluncurkan.Apakah berita tentang SBY termasuk gosip atau fakta? Wallahu a’lam bissawab dsb (dan saya bingung).

*** Tapi yang lebih memprihatinkan buat saya bukanlah benar-salahnya SBY itu KKN atau tidak. Yang lebih parah dan perlu dicarikan jalan keluarnya adalah betapa tidak kritisnya publik ketika mendapatkan berita-berita yang nyleneh. Sebagai contoh adalah isu tentang hujan radioaktif yang mengancam Indonesia karena ledakan instalasi nuklir di Jepang akibat gempa-tsunami. BBM group keluarga saya yang memang 100% buta huruf soal radioaktif mendapat berita dari ponsel-ke-ponsel (lebih sopan daripada dari mulut-kemulut, khususnya kalau bukan muhrim) yang isinya seperti ini (saya kutipkan lengkap).

”Akibat gempa bumi hari Jumat lalu,PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) Fukushima Daiichi memanas dan mengalami kebocoran. Pemerintah Jepang baru saja secara resmi sudah menginformasikan hal ini dan meminta negara-negara di Asia untuk melakukan langkah-langkah pencegahan. Radiasi yang bocor dari PLTN adalah radiasi iodium. Iodium naik ke angkasa sangat tinggi, terbawa angin dan karena itu penyebarannya akan sangat luas.” Pesan yang masuk ke saya lewat SMS teman-teman di Manila: ”Selama 24 jam mulai sekarang jangan keluar rumah, tutup pintu dan jendela. Balur daerah leher (yang merupakan wilayah thyroid/ kelenjar) dengan betadine karena itu yang akan diserang oleh radiasi…”Ada juga yang mengusulkan untuk meminum 1–2 tetes iodium (perlu tanya juga ke dokter!!) sebagai pencegahan.

Dalam BBM itu tersurat berbagai informasi yang saya pun (yang profesor tapi bukan ahli fisika) tidak ngerti apaapa, apalagi orang awam. Misalnya tentang iodium (yodium), naik ke angkasa, Manila, Betadine, jangan ke luar rumah 24 jam,dan sebagainya, termasuk Pemerintah Jepang sudah mengumumkan ke negara-negara Asia. Kapan mengumumkannya? Kok tidak ada pengumuman resmi dari Pemerintah Indonesia? PNJ! (Pokoknya ndakjelas). Kalau saya bisa tahu siapa identitas penulis berita BBM itu atau bisa mengeceknya ke Google atau mendengar pemberitahuan dari pemerintah (Kemkominfo atau Kementerian ESDM), mungkin saya akan percaya, tetapi karena tidak ada penjelasan apa pun, kecuali berita BBM itu sendiri, maka saya langsung menyatakan (dalam BBM groupkeluarga saya) bahwaberitaBBMitu hoax saja.Bohong!

Abaikan saja.Tapi para keponakan dan ibu-ibu yang protes,”Sebaiknya diikuti saja. Kan hanya 24 jam. Daripada kena radioaktif”. Nah, ini dia. Reaksi-reaksi spontan yang tidak kritis seperti inilah yang berbahaya karena bisa menimbulkan kepanikan massal. Begitu masyarakat sudah menjadi massa (digalang lewat media virtual), maka kata psikolog Gustave le Bon,sudah tamatlah sifat kritis dan rasional. Digantikan oleh sifat impulsif dan emosional. Maka akan terjadilah perilaku massa yang tidak dikehendaki seperti agresivitas dan perusakan.Inilah yang harus kita jaga dari bocoran-bocoran berita sekelas gosip dari sumber-sumber seperti Wiki- Leaksdan BBM groupsaya.

Walaupun demikian,saya tidak setuju juga kalau Wiki- Leaks dan BBM ditutup atau disensor (walau hanya untuk cegah pornografi yang tingkat bahayanya jauh di bawah gambaran tentang SBY yang KKN). Memang masingmasing diri kita harus meningkatkan daya berpikir kritis kita. Jangan semua ditelan kebenarannya. Cek dan re-checklah dulu. Jakarta,15 Maret 2011

No comments:

Post a Comment